Suku Batak Singkil

suku Singkil, kesenian Dampeng
(youtube.com)
Suku Batak Singkil, adalah sebuah komunitas masyarakat yang terdapat di kabupaten Aceh Singkil dan terutama di kota Subussalam dan di kecamatan Singkil, Simpang Kiri, Simpang Kanan dan pulau Banyak, yang berada di provinsi Nanggroe Aceh. Populasi suku Singkil diperkirakan sekitar 50.000 orang.

Kata "singkil" diduga berasal dari kata "sekel" yang berarti "mau". Masyarakat suku Singkil hidup di wilayah ini berdampingan dengan suku Gayo dan suku Alas. Secara fisik orang Singkil terlihat kemiripan kekerabatan dengan orang Gayo dan Alas, begitu juga tradisi, adat dan budaya yang diusung mereka. Orang Singkil terlihat berbeda dengan masyarakat suku Aceh yang menjadi mayoritas di provinsi Nanggroe Aceh.

perempuan Singkil
(acehzom.blogspot.com)
Orang Singkil berbicara dalam bahasa mereka sendiri, yaitu bahasa Singkil. Bahasa Singkil sendiri oleh para peneliti bahasa berada dalam kelompok keluarga bahasa Batak. Bahasa Singkil dikelompokkan ke dalam rumpun bahasa Batak Utara, yang terdiri dari bahasa Karo, Pakpak, Dairi, Gayo, Singkil, Alas dan Kluet. Dilihat dari kosakata, bahasa Singkil sangat berkerabat dengan bahasa Pakpak di Sumatra Utara. Oleh karena itu bagi masyarakat suku Pakpak sering menganggap bahwa bahasa Singkil merupakan salah satu dialek dari bahasa Pakpak. Suku Singkil bagi masyarakat Pakpak sering dianggap sama dengan suku Boang yang merupakan salah satu puak suku Pakpak. Dilihat dari adat istiadat dan budaya suku Singkil sangat berbeda dengan adat istiadat dan budaya suku Pakpak. Sedangkan menurut orang Singkil, bahwa orang Boang adalah etnis di luar Singkil dan merupakan orang Pakpak, yang tentunya berbeda dengan orang Singkil. Orang Singkil menyebut orang Boang sebagai suku Kampung di kabupaten Aceh Singkil.

Dalam kehidupan masyarakat suku Singkil banyak mengalami percampuran dengan etnis-etnis tetangganya, seperti Gayo dan Alas, maupun etnis pendatang, seperti Mandailing, Nias, Aceh, Melayu dan Minang. Tapi kebanyakan mereka yang telah berabad-abad hidup menetap di wilayah adat suku Singkil telah menyatu dalam budaya Singkil.

Dalam masyarakat suku Singkil yang patrilieal, juga terdapat tradisi marga, yang diteruskan kepada generasi berikutnya melalui pihak laki-laki. Tradisi marga pada sebagian masyarakat suku Singkil, mungkin tidak se"penting" seperti tradisi marga pada etnik-etnik Batak lainnya. Tapi sebagian dari masyarakat suku Singkil masih menampilkan identitas marga di belakang namanya, untuk membedakan mereka dengan etnik di luar komunitas mereka. (lihat: marga Singkil)

rumah adat Singkil
(ogeksingkil.blogspot.com)
Suku Singkil hidup di dataran tinggi provinsi Nanggroe Aceh, yang termasuk salah satu dari sukubangsa Proto Malayan. Pada masa awal kehadiran komunitas ini di wilayah Singkil, mereka sangat mengisolasi diri dari dunia luar dan menetap di dataran tinggi Aceh. Tetapi seiring masuknya budaya Melayu dan Aceh yang membawa budaya serta agama Islam, secara perlahan budaya asli suku Singkil ini menyerap budaya Melayu dan Aceh dan memeluk agama Islam.

Seni dan budaya suku Singkil:
  • Tari Alas
  • kesenian Dampeng
  • Tari Barat
  • Tari Sri Ndayong
  • Tari Piring
  • Tari Biahat (Tari Harimau)
  • Tari Payung
  • Tari Lelambe

Hukum Denda Adat, dalam masyarakat suku Singkil terdiri dari 3 tingkatan, yang disesuaikan dengan kesepakatan dan perkembangan zaman, yaitu:
  • Denda 105, apabila seorang raja melakukan suatu kesalahan, maka hal tersebut hanya ditujukan kepada seorang raja saja.
  • Denda 100, apabila seorang pengulu/ kepala desa melakukan suatu kesalahan, maka hanya ditujukan kepada seorang pengulu saja.
  • Denda 80, apabila seseorang warga melakukan kesalahan, maka hanya ditujukan kepada seseorang warga tersebut saja.

Perkawinan, dalam adat istiadat perkawinan suku Singkil, harus dipenuhi oleh pihak laki-laki.
  • Beras 100 (sepuluh kaleng)
  • Kambing 1 ekor
  • Uang hangus (jumlah tidak tertentu), ada disebut dengan Khukun damae artinya kebutuhan yang dibutuhkan dengan musyawarah.
  • Obon (nasi kendang), yang dibawa oleh pengantin laki-laki (yang mengiringi) atau disebut dengan mengakhak dan jumlah obon 16 talam.

Makanan tradisional
  • Nditak
  • Pelita Talam
  • Ndalabakh
  • Buah Belaka
  • Nakan Nggekhsing (nasi kuning)
  • Seme Malum, Cemanis (puluh bekuah)
  • Manuk Labakh, Cenecah

Keterampilan Tradisional, yang juga digunakan oleh mempelai laki-laki, masing-masing sebanyak 16 buah.
  • Supit belopepinang
  • Ndulang
  • Pahar

Dalam bertahan hidup pada umumnya orang Singkil pada bidang pertanian, buruh perkebunan kelapa sawit, memuat balok-balok kayu ke kapal yang akan diekspor ke luar negeri atau Jakarta.

referensi:
  • http://protomalayans.blogspot.com/2010/05/suku-singkil.html
  • http://www.tanohaceh.com/?p=1283
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Singkil
  • http://voice-of-pakpak.blogspot.com/2012/12/sejarah-suku-singkil.html
  • http://www.youtube.com 
  • http://acehzom.blogspot.com
  • http://ogeksingkil.blogspot.com

lihat juga:

Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment