Suku Gayo Lut


danau Lut Tawar,
pemukiman orang Gayo Lut
(wikipedia.org)
Suku Batak Gayo Lut, atau Gayo Laut, adalah suatu kelompok masyarakat yang merupakan salah satu sub-etnik suku Batak Gayo yang mendiami daerah pesisir danau Lut Tawar (indonesia: Laut Tawar). kabupaten Aceh Tengah provinsi Aceh.

Istilah Gayo Lut, muncul karena sejak dahulu sekelompok etnik Gayo hidup menyebar dan menempati wilayah pesisir sekitar danau Lut Tawar, oleh karena itu lah mereka disebut sebagai orang Gayo Lut. Sebutan bagi orang Gayo Lut, kadang disebut juga sebagai Gayo Laut.


pakaian adat Gayo Lut
Pada umumnya orang Gayo Lut adalah pemeluk agama Islam, yang sejak lama telah berkembang di kalangan orang Gayo. Mereka adalah penganut Islam yang taat, bahkan menurut mereka agama Islam lebih dahulu masuk ke dalam kalangan orang Gayo dari pada masyarakat suku Aceh. Hal ini dibuktikan dari catatan sejarah Gayo di masa lalu, dengan hadirnya Kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Samudra Pasai (1285-1522), yang didirikan oleh orang-orang Batak Gayo Muslim, di bawah pimpinan Marah Silu (orang Batak Gayo marga Silu, bergelar Sultan Malik Us Saleh), beragama Islam Mazhab Sjafi'i. Kerajaan ini sangat berperanbesar dalam perkembangan agama Islam Mazhab Syafi'i di Indonesia dan Malaya.

rumah adat asli suku Gayo Lut
(lintasgayo)

rumah adat suku Gayo Lut
Umah Pitu Ruang
(wisataacehtengah)
Rumah pemukiman orang Gayo Lut, pada masa lalu berbentuk Rumah Panjang, yang disebut sebagai Umah Pitu Ruang, yaitu rumah-rumah panggung yang panjangnya sekitar 20 hingga 30 meter, dengan lebar sekitar 10 meter. Sayangnya rumah-rumah adat asli rumah Gayo sudah sulit ditemukan. Yang tertinggal saat ini hanyalah rumah adat yang dibangun dengan bentuk menyerupai rumah Gayo Lut di masa lalu dengan bentuk yang lebih baru, aroma keasliannya sedikit berkurang. Di bagian bawah rumah disediakan tempat untuk memelihara binatang ternak seperti sapi dan kambing. Seiring perkembangan zaman, bentuk rumah telah banyak berubah, rumah dibangun sejajar dengan tanah.

Adat istiadat, tradisi dan budaya masyarakat suku Gayo Lut tidak memliki perbedaan yang berarti dengan puak-puak Gayo lainnya, seperti Gayo Lues, Gayo Deret, Gayo Lukup (Serbejadi) dan Gayo Kalul. Perbedaan hanya terlihat dari dialek bahasa yang digunakan. Walaupun mereka berbahasa sama, yaitu bahasa Gayo, tapi mereka memiliki dialek yang berbeda dengan puak Gayo lainnya.
Bahasa Gayo Lut sendiri memiliki 2 sub dialek lagi dari bahasa mereka, yaitu dialek Bukit dan dialek Cik. Suatu cerita yang beredar dalam masyarakat suku Gayo Lut, bahwa menurut mereka orang Gayo Lut lah yang merupakan penghuni asli Tanah Gayo. Menurut mereka sejak orang Gayo pertama sekali bermukim di sekitar Danau Lut Tawar, dari tempat inilah beberapa kelompok memisahkan diri dan menyebar ke berbagai daerah lain.

Dalam bertahan hidup, orang Gayo Lut hidup sebagai petani, terutama pada tanaman padi di sawah atau ladang, juga bercocok tanam berbagai jenis sayur-sayuran. Tanaman keras juga menjadi kegaitan lain mereka seperti tanaman kopi Arabica.

Beberapa lain, memanfaatkan danau Lut Tawar sebagai pelengkap sumber kehidupan mereka, hidup sebagai nelayan penangkap ikan.

Dalam kehidupan lain, orang Gayo Lut juga banyak yang berhasil di perantauan, menjadi pengusaha maupun pejabat pemerintahan

referensi:
  • http://protomalayans.blogspot.com/2012/08/suku-gayo-lut.html
  • http://www.lintasgayo.com/wp-content/uploads/2011/02/LG-Baluntara_wisata.jpg
  • http://www.wisataacehtengah.com/profil-pariwisata-aceh-tengah.html#comment-206
  • wikipedia

Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment